ULASAN DEBAT CAPRES – CAWAPRES PUTARAN PERTAMA
Acara yang dinanti-nanti oleh rakyat Indonesia dari
Sabang sampai Merauke, memberikan suguhan yang menarik
tidak saja bagi para Capres-Cawapres, melainkan pula bagi para pengamat,
pengejar berita, dan tentunya bagi tim sukses masing-masing kandidat
Capres-Cawapres.
Bagaimana pendapat para penonton yang nota bene
masyarakat awam Indonesia, apakah juga menarik perhatian? Bagi saya, yang
merupakan segelintir orang awam dari jumlah penduduk Indonesia sekitar
251.160.124 jiwa (menurut CIA World Factbook 2013), perhelatan debat, Senin
(10/6/2014) yang sangat santun itu lebih sekadar siaran ulang dari kegiatan
kampanye mereka selama ini ke daerah-daerah.
Perdebatan kali ini justru yang lebih menarik adalah
komentar dari Kedua Timses, pencari warta, dan para pengamat, jauh lebih seru
dibandingkan debat itu sendiri. Apalagi komentar Timses yang masing-masing
mengklaim bahwa Capres-Cawapres yang didukungnya telah memberikan jawaban
dengan sempurna dan memuaskan pemirsa televisi di seluruh pelosok Nusantara.
Lain halnya pendapat para Timses dan para pengamat
politik, perdebatan Senin malam, bagi saya, hanyalah merupakan debat yang
normatif, kaku, penuh kecanggungan dan lebih cenderung hati-hati, serta
biasa-biasa saja.
Saya katakan normatif, karena pertanyaan-pertanyaannya
tidak ada yang susah dan tidak pula membuat para Capres-Cawapres terkesima atau
bingung untuk menjawabnya. Mereka tenang dan bersahaja. Soal di awal
penjelasan, masing-masing Capres-Cawapres nampak canggung dan sedikit grogi
adalah wajar sebagai manusia pada umumnya.
Bagi saya, jawaban dari para Capres-Cawapres pun
biasa saja, normatif, dan kurang memberikan sesuatu yang spektakuler tidak
sehebat halnya acara yang ditunggu-tunggu masyarakat. Sangat disayangkan,
memang, pada kesempatan yang luar biasa tersebut, mereka tidak menyajikan
tontonan yang hebat dan memberikan hasil yang luar biasa bagi masyarakat,
khususnya bagi saya pribadi.
Sebelum menonton acara debat tersebut, saya sangat
berharap bahwa kedua Capres-Cawapres memberikan gambaran besar tentang
Indonesia ke depan, minimal lima tahun mendatang, tidak hanya sekedar
menyampaikan visi-misi. Kerangka kerja, tonggak pijakan, fondasi, apa yang akan
dibangun oleh masing-masing kandidat untuk membawa Negara Kesatuan Republik
Indonesia menjadi negara Demokrasi terbesar di dunia.
Juga rencana strategis untuk membawa negeri ini
bersih di segala bidang kegiatan dan tatanan kehidupan, serta memberikan
kepastian hukum bagi rakyat Indonesia. Harusnya para kandidat bisa menjawab
dengan tegas dan jelas, mengapa negara kita sekarang terpuruk.
Negara kita saat ini menjadi Negara Demokrasi
Kebablasan, sehingga orang dengan bebas bicara tanpa ada lagi sopan santun yang
menjadi khas bangsa Indonesia. Para pemikir dan pakar sudah tidak lagi
malu-malu berdebat dengan suara lantang, cenderung kasar, yang sangat jauh dari
tata karma kesopanan sebagai bangsa Indonesia.
Negara kita menjadi bangsa terkorup di dunia, yang
justru dilakukan oleh institusi/lembaga yang seharusnya menegakkan keadilan
(Mahkamah Agung, Kejaksanaan, Kepolisian). Korupsi dilakukan oleh oknum-oknum
yang justru membuat undang-undang (DPR, DPRD), dilakukan oleh oknum-oknum yang
seharusnya menjadi contoh, teladan bagi umat (Kementrian Agama), serta
dilakukan oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan partai Islam.
Bagaimana dengan Kepastian hukum? Dengan meminjam
istilahnya bang Rhoma Irama, kepastian hukum negara kita masih jauh panggang
dari api: “Sungguh terlalu! Sungguh carut marut!”
Empat Putaran Debat Capres-Cawapres selanjutnya
masih terbuka lebar bagi para kandidat untuk memaparkan program-program yang
merupakan fondasi, dan tonggak dalam menyongsong Indonesia ke masa depan.
Capres-Cawapres adalah para calon pemimpin bangsa, pemimpin bangsa yang besar.
Maka, berfikirlah ke depan, visioner, bukan pragmatis, yang hanya berfikir
jangka pendek.
Analisa Point-point yang di dapat dari Debat Capres dan Cawapres :
1. Prabowo cenderung lebih banyak bicara dan hanya memberi
kesempatan pada wakilnya ketika sudah tidak ada lagi yang dibicarakan. Jokowi
bicara dan memberi kesempatan pada wakilnya untuk bicara.
2. Prabowo cenderung menggunakan kata saya. Jokowi lebih
banyak menggunakan kata kami.
3. Saya percaya semua capres dan cawapres sudah punya
pengalaman di organisasi sipil maupun militer. Tapi yang paling banyak
bercerita mengenai pengalaman adalah Jokowi, JK & Prabowo minim, Hatta
nihil.
4. Meski sudah ada yang membicarakan pengalaman, tapi data
yang akurat belum dikuasai dan digunakan dalam debat tadi. Semua tim
5. Semua tim masih sering kehilangan fokus untuk menjawab
pertanyaan. Tapi yang paling sering adalah Hatta
6. Peran yang dimainkan kedua tim tadi:
Prabowo – Hatta itu ibarat komandan – penceramah. Ciri komandan: penyebutan
kata “harus” dan “saya” berulang kali. Ciri penceramah: menyampaikan hal
normatif, sedikit menyampaikan pengalaman.
Jokowi – JK : Gelandang – striker. Jokowi yang memegang dan
mengoper bola. JK memegang peran sebagai penyerang, menendang keras ke gawang
lawan.
7. Satu-satunya yang terlihat pandai berdebat adalah JK. Dia
yang memperagakan beberapa teknik berdebat yang baik. Jokowi lemah. Teknik
debat yang digunakan JK: bertanya berdasarkan pernyataan lawan &
mengucapkan terima kasih ketika lawan menggunakan idenya. Prabowo dan Hatta
sama-sama melakukan blunder dengan mengakui ide lawan. Ingat, penilaian ini
dalam konteks debat.
Review
Pada debat Capres Episode pertama telah
dilaksanakan di Balai Sarbini Jakarta, Debat ini dimoderatori oleh pengamat
politik dari UGM Zainal Arifin Mochtar, Debat ini terdiri dari 6 segmen yaitu :
Visi Misi, Pemaparan tentang tema, Tanya Jawab antar Capres, Menjawab
pertanyaan dari Masyarakt, Obstacle, dan pernyataan penutup, pernyataan ataupun
pertanyaan yang disodorkan oelh moderator adalah pertanyaan yang dirangkum dari
berbagai sumber dan diformulasikan oleh KPU menjadi pertanyaan darir rakyat.
Berikut akan saya sajikan review dari debat kedua
capres – Cawapres tersebut,
Segmen 1 : Visi Misi
Dalam segmen ini, Moderator memberikan pernyataan
singkat tentang keingintahuan masyarakat tentang agenda utama kedua pasangan
tentang pembangunan demokrasi, pemerintahan bersih dan kepastian hukum,
diberikan waktu 6 menit per pasagan untuk menyampaikan pendapatnya, Pasangan
Prabowo Subianto mendapat kesempatan pertama untuk menjelaskan pendapatnya,
mengenai hal ini PRabowo mengatakan bahwa bagi mereka demokrasi adalah hal yang
harus diperbaiki dan dikembangkan terus, apalagi Indonesia sebagai negara demokrasi
terbesar ke-3 di dunia, hak politik yang belum sepenuhnya digunakan secara
bertanggung jawab menjadi PR besar bangsa ini,sedangkan mengenai pemerintahan
yang bersih Prabowo mengatakan bahwa itu adalah hal mutlak untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat, soal kepastian hukum pasangan PS- HR berjanji akan
bekerja keras untuk mencapai kepastian hukum dan melestarikan Hukum, HR
menambahkan bahwa kepastian hukum harus memberikan penolakan terhadap
diskriminasi apapun, pemerintah harus memastikan setiap negara berada di depan
hukum.
Jokowi yang diberikan kesempatan berikut membuka
pernyataannya dengan mengatakan tentang republik yang dimiki bersama, harapan
rakyat adalah hidup dnegan lebih baik, bagi Jokowi demokrasi adalah keinginan
mereka untuk mau mendengar suara rakyat dengan cara melakukan dialog,
Jokowi juga mengatakan beberapa hal nyata yang telah dia lakuuakn ketika
menjabat walikota Solo dan Gubernur Jakarta, Jokowi juga mengatakan ada 2 hal
penting mengenai pemerintahan yang bersih, yang pertama adalah pembangunan
sistim seperti e-governance dan sebagainya, yang kedau pola rekrutmen yang
benar yang diseleksi dengan baik, tidak dengan dasar senang atau tidak senang,
JK yang diberikan untuk menjelaskan tentang kepastian hukum mengatakan tentang
beberapa hal pokok untuk mewujudkan kepastian hukum, yang pertama hukum
yang ada harus diterima oleh masyarakat, yang kedua ketauladanan pemimpin ayng
harus taat terhadap hak asasi manusia dan yang ketiga pemahaman rakyat terhadap
hukum dan institusi , KPK harus diperkuat, penyidik Cuma 60 , ahrus diperkuat
disiplin serta anggaran dan disiplin,serta sinergi juga antara KPK denga POLRI
dan regulasi yang dibuat oleh DPR harus diperhatikan, apabila itu smeua
terwujud maka demokrasi dapat berjalan menuju kemakmuran.
Segmen 2 : Pandangan tentang tema
Moderator mengemukakan tentang pola pembagunan
jangka panjang yang ada serta evaluasi kritis terhadap pemerintah dalam
menjalankan, apakah itu memungkinkan di dalam konstelasi politik sekarang ini,
Jokowi menegaskan bahwa dia tidak akan meninggalkan program yang sudah ada dan
tepat sasaran namun tetap dia mengatakan bahwa akan tetap memasukkan program
terutama tentang ideology dan prinsip, JK yang menambahkan menyoal tentang
revolusi mental yang harus dijabarkan dalam program pemerintah, evaluasi kritis
tetap diberikanm JK juga mengatakan bahwa pemerintahan , yang terbaik adalah
pemerintah yang transparan , rencana itu penting namun yang paling penting
adalah actionnya.
Prabowo menanggapi pernyataan moderator tentang
angka korupsi yang tinggi, indeks pemerintahan yang rendah, dan hukum yang
tajam kebawah tapi utumpul ke atas, Prabowo menjelaskan keinginananya untuk
memastikan kekayaan negara tetap berada di dalam negeri, dia mjuga menjelaskan
tentang korupsi yang terjadi karena pejabat takut akan masa depan karena gaji
yang kecil, shingga yang harus dilakukan adalah pengawasan ekonomi, kualitas
hidup pejabat negara dan abdi negara, beliau juga setuju dengan beberapa
pernyataan Jokowi tentang E- Governance dan memperkuat KPK.
Segmen 3 : Pertanyaan masyarakat soal Tema
Kedua pasangan ditanya tentag biaya politik yang
tinggi, sokongan partai pada pemerintahan dan mengakibatkan perilaku koruptif
pejabat negara yang adalah orang partai, Prabowo yang diberikan pendapat
terlebih dahulu membukanya dengan adagium tidak ada pengikut yang jelek yang
ada pemimpin yang jelek, dia mengatakan bahwa kolaisi mereka motif utama adalah
pengabdian,dia menjelasakn bahwa APBD dan APBN tidak akan dikurangi satu
senpun, HR yang menambahakan menjelaskna tentang dua hal penting untuk mencegah
hal tersebut, yang pertama penegasan tentang presiden adalah presiden rakyat
bukan presiden partai, dan yang kedua adalah pembentukan cabinet ahli, jangan
pernah menempatkan menteri berdasarkan alokasi partai.
Jokowi dalam hal ini memaparkan tentang pola
rekrutmen yang mereka akan pakai yaitu meilih yang terbaik, sehingga bisa saja
orang – orang yang terpakai adalah orang – orang yan gbukan ketua partai,. Dai
juga menjelaskan tentang kerjasama ramping yang berusaha dibentuk oleh mereka,
dan dilakukan dengan asas gotong royong serta pembiayaan yang transparan,
JK menambahakan tentang pilkada yang disatukan dan dilakukan serentak ,
dia juga menjanjikan untuk memulai tradisi baru dalam kerjasama dengan partai
apabila terpilih nanti.
Moderator mengajukan pertanyaan tentang negara yang
dibangun oleh kebhinekaan tunggal ika dan kenyataan yang berlangsung berlawanan
dengan teorinya, kerangka hukum apa yang dibangun?, Jokowi menjelaskan tentang
cara dia memandang bhinekka tunggal ika melalui apa yang dia lakukan ketika
menghadapi kasus lurah Susan, kefinalan untuk mempertahankan lurah susan
menjadi bukti junjungan terhadap bhinekka tunggal ika, JK juga mneyoal
keberhasilannya menyelesaikan persoalan – persoalan yang menyangkut kebhinekaan
seperti di Poso, Ambon dan Aceh untuk membuktikan apa yang dipahaminya tentang
kebhinekaan.
PRabowo juga tidak segan – segan menceritakan
keberhasilan dirinya tentang kebhinekaan contohnya mendukung pencalonana
Ahok sebagai wakil gubernur, dia juga menambahakn untuk menyokong kebhinekaan
butuh ketauladanan dan pendidikan yang cukup, Hatta Rajasa yang menambahkan
menguraikan tentan negara yang dibangun oleh keinginan bersama dan beberapa
kali mengaskan tentang mayoritas yang harus mendukung minoritas.
Segmen 4 : Tanya Jawab antar pasangan
Prabowo memberikan pertanyaan kepada Jokowi – Jk
tentang pemilu alngsung yang memakan biaya 13 T, dan meminta Jokowi juga
menjelaskan tentang kriteria apa untuk memekarkan suatu daerah, Jokowi menjawab
ada 4 kriteria, yang pertama potensi daerah, yang kedua kemanfaatan abgi
rakyat, yang ketiga keluasan wilayah dan yang keempat jumlah penduduk, JK yang
menambahkan mengatakan bahwa kriteria yang utama adalah asaz kemanfaatan bagi
rakyat tersebut.
Pertanyaan dari pihak Jokowi diajukan oleh bapak JK
: JK menanyakan tentang adagium tidak ada pengikut yang jelek tetapi pemimpin
yang Salah, bagaimana cara pandang tersebut diterjemahkan kepada penyelesaian
HAM masa lalu, Prabowo langsung menanggapi tentang cara pandang HAM nya yaitu
menajamin hak hidup orang yang dilindungi oleh negara, prabowo menjelaskan
bahwa adalah tugas negara untuk menjaga dan mencegah kelompok radikal
untuk mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang ada dalam bahaya,
saya adalah pembela HAM bangsa ini dan saya tidak ragu – ragu untuk
melakukannya.
Segmen 5 : Tantangan terhadap pencanangan Visi misi
Mengenai Tantangan, Prabowo mengaskan bahwa pihaknya
akna pandai – pandai untuk memilih sektor yang harus dikembangkan sehingga
lebih focus, bagi mereka pangan,energy, infrastruktur dan reformasi birokrasi
merupakan sasaran mereka, mengenai reformasi birokrasi pasangan ini menjabarkan
tentang beberapa kriteria yaitu pelayanan public, sistim rekrutmen yang
transparanm institusi yang mempunyai target capaian,organisasi yang efisien dan
tidak gemuk,dan didukung oleh asas akuntabilitas berdasarkan kinerja, dan tidak
ada kebocoran anggaran,
Jokowi – JK memberiakn solusi terhadap tantangan
pemerintah daerah yang tidak selaras dengan pemerintah pusat, yaitu adanya
punishment dan insentif dan itu dilakukan melalui politik anggaran, daerah juga
diperintah melalui satu pintu, semua peraturan juga harus keluar dari satu
pintu yaitu Sekneg, Jokowi juga menaskan tentang mimpi SDM yang baik melalui
e-Governance yang bisa dilakukan di setiap daerah selama 2 minggu, JK juga
menambahkan mimpi mereka untuk menggerakan dan memperbanyak lembaga daerah dan
mengurangi lembaga pusat, karena perputaran bangsa lebih banyak di daerah.
Segmen 6 : Pernyataan Penutup
Pernyataan penutup ini untuk meyakinkan penonton
untuk memilih pasangan Capres – Cawapres, Jokowi menjanjikan untuk bekerja
siang dan malam apakah diberikan amanah serta meyakinkan bahwa mereka sudah
berpengalaman dan sudah membuktikan apa yang mereka katakan,
Prabowo memulai pernyataan penutupnya dengan
menjelaskan tentang Tujuan bernegara sebgai bangsa yang hidup adil dan
sejahtera karena itu mereka berjanji akan menyelamatkan kekayaan negara untuk
kepentingan anak cucu bangsa ini sehingga terwujud demokrasi yang tidak destruktif,
diakhir pernyataan Prabowo Hatta mengatakan bahwa tidak ada negara yang
dibangun dalam satu malam.
"Jangan Lupa Gunakan Hak Pilih Anda Pada Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014"