Selamat Datang Di Blog Saya Dan Semoga Dapat Bermanfaat Bagi Kita Semua

WELCOME TO MY BLOG Selamat Datang Di Blog Saya,Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog ini dan Semoga Blog Ini Dapat Bermanfaat Bagi Kita Semua

Jumat, 18 Oktober 2013

BANJIR DAN FAKTOR PENYEBABNYA

             




BANJIR DAN FAKTOR PENYEBABNYA


                    Banjir adalah peristiwa terjadinya genangan di dataran banjir sebagai akibat terjadinya limpasan air dan sungai yang disebabkan debit air yang mengalir di sungai tersebut melebihi kapasitas pengalirannya. Selain akibat terjadinya limpasan sungai, genangan banjir dapat pula terjadi akibat terjadinya hujan setempat dimana genangan terjadi ; serta akibat terjadinya air pasang dari laut. Ketiga peristiwa tersebut bisa terjadi secara bersamaan maupun terpisah.
Upaya manusia untuk mengatasi masalah genangan dan banjir sampai sekitar tahun 1960-an terutama dengan mengandalkan bangunan/rekayasa teknik sipil pengendalian banjir (flood control) yang dikenal sebagai upaya fisik/struktur (structural measures). Upaya ini bertujuan untuk mengendalikan banjir sampai tingkat/besaran banjir tertentu dan tidak untuk menangani banjir yang besar. Oleh sebab itu upaya ini tidak untuk menciptakan/ mengubah daerah dataran banjir menjadi kebal dan aman terhadap ancaman banjir secara mutlak. Dalam kamus ICID, “flood control” adalah “the provbision of a specific amount of protection from flood”.
Menyadari adanya keterbatasan upaya yang bersifat struktur tersebut, maka konsep penanganan masalah banjir yang akhir-akhir ini dikembangkan adalah penanganan yang menyeluruh/komprehensif, yaitu kombinasi antara upaya struktur dan nonstruktur.
Upaya untuk mengatasi masalah banjir di Indonesia sebenarnya telah dilakukan sejak masalah tersebut timbul, baik yang dikerjakan oleh masyarakat yang langsung tertimpa masalah maupun oleh pemerintah. Sebagai contoh, pembangunan berbagai sarana pengendalian banjir seperti saluran banjir kanal sungai arau dan pintu air lubuk begalung untuk mengatasi masalah banjir di kota Padang, telah dilakukan pada sekitar tahun 1920.
Masalah banjir adalah masalah yang sangat terkait dengan lingkungan hidup, yang dipengaruhi oleh keadaan dan peristiwa alam yang bersifat dinamis, serta akibat adanya berbagai kegiatan manusia di daerah aliran sungai (DAS) baik di hulu, tengah, dan hilir yang juga dinamis. Oleh sebab itu maka kunci keberhasilan upaya mengatasi masalah banjir ditentukan oleh tingkat keharmonisan antara berbagai kegiatan manusia dengan alam lingkungannya. Untuk itu maka masyarakat perlu ditingkatkan kesadarannya, kepeduliannya, serta kecintaannya terhadap alam dan lingkungan hidup.
Apa sih penyebab banjir itu???…
Masalah banjir adalah masalah yang menyangkut lingkungan hidup, dan terjadinya masalah umumnya merupakan akumulasi dari berbagai faktor penyebab yang sangat luas dan komplek. Berbagai faktor penyebab tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu faktor penyebab yang bersifat alamiah (yang menyangkut kondisi serta peristiwa alam), dan adanya pengaruh/campur tangan manusia yang bermukim dan melakukan berbagai kegiatan di daerah aliran sungai (DAS) baik di bagian hulu, tengah maupun di hilir.
Kondisi dan Peristiwa Alam
Kondisi alam pada umumnya merupakan fenomena yang relatif statis, sedangkan peristiwa atau kejadian alam adalah bersifat dinamis, yang berubah-ubah menurut waktu.
Kondisi alam yang kemungkinan dapat menimbulkan masalah banjir antara lain :
Letak geografis lahan yang terkena masalah banjir berada di dataran rendah/dataran banjir, sehingga rawan genangan dan banjir.
Pembendungan aliran sungai akibat adanya pendangkalan alur/ambal alam di dasar sungai dan penyempitan (bottle neck)
Terdapatnya hambatan aliran akibat kondisi geometri alur sungai seperti terdapatnya meandering, pertemuan anak sungai dengan induk sungainya yang tidak “stream line”.
Kemiringan dasar sungai yang landai, yang menyebabkan kapasitas pengaliran sungai relatif kecil.
Sedimentasi pada dasar sungai dan bantaran, yang mengurangi luas tampak basah sungai.
Peristiwa alam yang dapat menimbulkan masalah banjir dan genangan banjir antara lain :
Curah hujan yang tinggi
Aliran di sungai yang dapat menimbulkan limpasan dan banjir berasal dari air hujan di DAS nya dengan teknik tertentu telah dapat dilakukan prakiraan besarnya curah hujan dan kapan serta dimana terjadinya, namun untuk mengatur besar kecilnya dan dimana terjadinya curah hujan tersebut sampai saat ini masih diluar batas kemampuan manusia. Oleh sebab itu maka upaya manusia hanya terbatas pada pengendalian air/aliran yang telah jatuh di bumi.
Terjadinya pembendungan aliran akibat terjadinya puncak banjir pada sungai induk yang bersamaan waktunya dengan puncak banjir pada anak sungai.
Pembendungan di muara sungai akibat terjadinya pasang naik yang bersamaan dengan puncak banjir di sungai.
Terjadinya air pasang sehingga menimbulkan limpasan air sungai dan air laut.
Terjadinya kenaikan muka air laut akibat pemanasan global.
Terjadinya amblesan permukaan tanah di daerah “alluvial plain”.
Pengaruh Kegiatan Manusia
Berbagai kegiatan manusia yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah banjir antara lain :
Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat seperti halnya di Jabotabek yang memerlukan berbagai fasilitas dan kegiatan yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap terjadinya masalah banjir.
Pembangunan/pemanfaatan daerah rendah yang berupa dataran banjir yang sebenarnya rawan terhadap banjir untuk berbagai keperluan seperti daerah pemukiman /perkotaan, industri, perkantoran maupun pertanian yang kurang memperhatikan dan mengatasipasi adanya resiko genangan banjir yang bisa terjadi pada setiap saat.
Perubahan kondisi lahan, antara lain dengan adanya penebangan hutan, pengembangan daerah pertanian, pengembangan pemukiman, industri, pariwisata dan sebagainya pada DAS baik di hulu, tengah maupun di hilir yang menimbulkan kenaikan koefisien run-off, memperkecil peresapan, dan menimbulkan perubahan watak banjir yang berupa peningkatan debit banjir pada sungai dari waktu ke waktu.
Pembangunan di daerah dataran banjir untuk kawasan pemukiman, industri dan untuk kepentingan lainnya, berakibat semakin berkurangnya luas daerah retensi banjir alamiah, sehingga besarnya debit banjir yang mengalir di sungai semakin meningkat.
Kapasitas sungai untuk mengalirkan banjir berkurang oleh adanya bangunan baik legal maupun ilegal, baik pemanen maupun darurat, di sepanjang tebing dan bantaran sungai. Kondisi ini banyak dijumpai pada sungai-sungai yang melewati daerah perkotaan/pemukiman.
Tanaman/pepohonan di bantaran sungai (lahan diantara tanggul dan tebing sungai) dapat mempersempit penampang basah sungai sehingga mengurangi kapasitas pengaliran banjir.
Sampah padat yang dibuang ke saluran dan sungai menimbulkan pendangkalan dan penyempitan alur serta menghambat aliran, banyak di jumpai hampir di seluruh sungai yang melewati daerah perkotaan.
Pembangunan sarana drainase dari daerah pertanian dan pemukiman di lahan dataran rendah/dataran banjir dengan tujuan mengeringkan lahan tersebut terhadap genangan lokal, menjadikan debit banjir di sungai meningkat sekaligus memperkecil potensi lahan yang dikeringkan tersebut sebagai daerah retensi banjir.
Bangunan-bangunan silang di sepanjang sungai seperti jembatan, bendung, bangunan terjunan, talang air, pipa air minum, pipa listrik, serta bangunan sementara, sering menimbulkan gangguan terhadap kelancaran aliran banjir apabila tidak direncanakan dan dilaksanakan dengan benar.
Terjadinya penurunan tanah “land subsidence” akibat penyedotan air tanah secara berlebihan terutama di daerah perkotaan.
Terbatasnya pengertian masyarakat terhadap masalah banjir dan upaya mengatasinya sehingga berbagai kegiatannya kurang mendukung pengurangan masalah.
Masalah banjir yang cenderung semakin meningkat di Indonesia dari tahu ke tahun terutama disebabkan oleh adanya perubahan watak banjir serta pesatnya pembangunan dan berbagai kegiatan manusia di dataran banjir yang rawan banjir.
Luas daerah dataran banjir yang rawan terhadap masalah banjir pada Pelita I baru meliputi…. Ha ; namun pada Pelita VI telah berkembang menjadi …..Ha. perkembangan tersebut sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan tingkat kehidupannya seiringan dengan pesatnya pembangunan yang sebagian besar berlangsung di daerah dataran banjir.

Selain itu terjadinya perubahan tata guna lahan di daerah hulu sungai telah mendorong laju pertumbuhan lahan kritis dan meningkatkan tingkat erosi dan banjir, ditambah lagi adanya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang relatif masih kurang.

Referensi : http://bebasbanjir2025.wordpress.com/artikel-tentang-banjir/lutfi-andrian/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar